Pelayaran Tristan : Sebuah Buku Kumpulan Cerita Pendek
Pelayaran Tristan : Sebuah Buku Kumpulan Cerita Pendek karya Rohyati Sofjan
"Murung adalah kata sifat yang kembali menyergap, kemudian memancar melalui paras wajah dan sorot matanya. Ia seolah kembali pada masa sebelum menikah : kesepian. Kana, istrinya mulai tak betah. Ia jadi serbasalah.
Seandainya ia punya rumah sendiri, rumah yang cukup memadai untuk membina sebuah keluarga, barangkali segala kekacauan itu tak perlu terjadi. Namun, ia seolah diempaskan pada keterbatasan pilihan, tetap tinggal bersama nenek yang telah mengurusnya selama 28 tahun atau istrinya..."
Sebuah cuplikan dari salah satu kumpulan cerpen berjudul "Baru Menikah" ini menarik perhatian saya saat membacanya. Biasanya saya hanya mengulas buku non fiksi seputar investasi seperti buku pasar modal syariah, saham syariah untuk pemula, dll. Kini saya mencoba mengulas sebuah buku fiksi, berupa buku kumpulan cerita pendek karya seorang sahabat. Tata bahasanya dikemas dengan apik oleh sang penulis.
Secuil cerita di atas berkisah tentang kehidupan rumah tangga dua sejoli, Tama dan Kana yang baru saja menikah belum genap sebulan sudah diberikan dilema beban begitu banyak oleh keluarga besarnya sejak mereka tinggal bersama. Perjuangan keduanya untuk memberikan kebahagiaan orang lain di atas kepentingannya sendiri, seolah tidak ada hasilnya. Puncaknya terjadilah konflik sehinga salah satu dari dua sejoli itu kembali pulang ke rumah orangtuanya.
Sekilas cerita ini mungkin terdengar biasa saja, karena memang hal yang lumrah terjadi di dalam kehidupan sosial manusia sehari-harinya. Akan tetapi kalau cerita tersebut dikisahkan kembali oleh penulis dengan bumbu diksi yang menarik, dengan sentuhan fisik dalam tokohnya tentunya cerita seperti ini pasti akan digemari oleh pembaca karena segala emosi tercampur aduk menjadi satu, seolah-olah turut merasakan atau pernah mengalaminya juga.
di bagian cerita yang lain..
"Tristan, lelaki dalam usia senjanya itu seolah disadarkan akan makna pencarian yang telah lama ia lakukan. Telah tibakah ia di batas temu bahwa hidupnya bukanlah sesuatu yang semu? Puluhan tahun ia mencari sesuatu yang bernama "temu" dengan mengarungi lautan, terkadang sendirian, agar dahaganya akan "temu" itu terpuaskan.
Ia seorang petualang, lebih tepatnya musafir yang memilih jalur pelayaran sejak usianya 14 tahun sampai pada usia ke-68. Ia seperti tak lelah menuntaskan hasrat dan kecintaannya akan lautan dengan semangat berkobar-kobar, mengenal selubung tipis keberanian dan ketakutan, sebagai sesuatu yang tak terpuaskan!"
Cerita berjudul "Pelayaran Tristan" ini adalah tentang Tristan Jones itu sendiri. Faktanya Tristan Jones adalah seorang pelaut dan penulis dari Inggris (wikipedia). Dulunya ia adalah seorang tentara angkatan laut Inggris dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut. Setelah pensiun, ia berlayar dengan menggunakan yacht kecil hampir ke penjuru dunia, dari inggris sampai ke Argentina dan menjadi seorang penulis kenamaan. Dari samudra Arktik sampai ke Lautan Atlantik juga ia jelajahi. Sampai akhirnya ia berpetualang ke Thailand, dan menghabiskan sisa hidupnya di Phuket dan memeluk agama Islam dengan sedikit bantuan dari sahabat muslimnya.
Cerita Pelayaran Tristan adalah sebuah akhir perjalanan seorang pelaut yang menemukan Islam sebagai hidayah saat ia menginginkan penantian akan "temu" itu berada. Imajinasi yang disampaikan oleh penulis akan bagaimana cara Tristan memeluk Islam menurut saya tersampaikan meskipun mungkin ada saja versi lain tentang cerita ini. Ya wajar saja namanya juga imajinasi penulisnya seperti halnya sebuah fan fiction yang selalu saya baca di suatu aplikasi menulis dengan ending sesuai keinginan penulisnya.
Dua nukilan cerpen di atas ini adalah bagian dalam kumpulan cerpen karya Rohyati Sofjan. Ini adalah buku solonya yang pertama dan baru terbit di bulan Juli tahun 2020 ini dengan bantuan sahabatnya sesama penulis, Tendy K. Somantri. Ada sekitar 13 cerita yang disuguhkan dengan topik yang berbeda-beda seperti topik tentang percintaan, kerusuhan, isu gay, poligami, rumah tangga, sampai pengalaman pribadi penulis.
![]() |
Daftar isi buku : dokpri |
Lalu terdapat 3 cerita yang saling berhubungan satu sama lain yang menurut saya layak untuk dibukukan menjadi satu buah novel yaitu cerita tentang kehidupan pernikahan yaitu tentang Tama dan Kana. Bagi saya cerita tentang keduanya layak dikisahkan kembali karena ceritanya selalu hangat, sarat dengan budaya sunda yang juga kental akan logat kedaerahannya, dekat dengan keseharian yang dialami oleh sepasang suami istri yang saling merindu dan karena harus menjalani hidup LDM alias Long Distance Marriage untuk waktu yang tidak sebentar. Well, ini hanyalah keinginan saya saja tapi ya itu kembali kepada penulisnya, toh saya hanya berkhayal hehehe..
Buku ini saya baca di sore hari sambil menyesap secangkir teh hangat dengan cireng goreng buatan sendiri. Tidak cukup hanya sehari saja membacanya buat saya, karena ceritanya begitu mendalam. Bukunya layak untuk dikoleksi karena bukunya tidak terlalu tebal tapi ceritanya cukup khas. Penuh dengan pilihan diksi yang menarik untuk dipelajari terutama bagi yang suka menulis cerpen. Apalagi buat yang menyukai cerita beragam dan tertantang untuk ikut berimajinasi di dalamnya. Lewat Pelayaran Tristan ini kita bisa melihat keluasan wawasan dari bacaan sang penulis.
Tentang Penulis
Mba Rohyati, begitu namanya sering saya panggil adalah seorang narablog asal desa Limbangan, Garut yang mengalami kehilangan fungsi pendengaran sejak umur 6 tahun. Ia juga seorang sahabat di dunia maya, seorang admin dan juga pendiri komunitas Indonesia Saling Follow yang masih aktif sampai sekarang di sosmed Instagram dan juga seorang narablog yang konsisten menulis tema tentang bahasa indonesia.
Tulisannya selalu menggunakan kaidah bahasa sesuai PUEBI yang saya sendiri terkadang masih bertanya apa saja artinya, ini akibat saya malas mengupdate tentang kebahasaan hehehe jangan ditiru ya..
Oleh karenanya sebagian tulisan di blognya juga memberi inspirasi bagi saya untuk memperbaiki tata bahasa di blog saya menjadi bahasa yang baik dan benar. Harapan saya semoga mba Rohyati selaku penulis selalu diberikan kesehatan dan rezeki yang lancar agar bisa kembali menulis di proyek selanjutnya seperti buku solo puisi dan buku solo novel, aamiin..
Judul Buku : Pelayaran Tristan : Kumpulan
Cerita Pendek
Penulis : Rohyati Sofjan
Penerbit : Media - Data Center Wanadri
Terbit : 2020
Tebal : 122 hlm.
ISBN : 978-602-73836-8-5
17 komentar untuk "Pelayaran Tristan : Sebuah Buku Kumpulan Cerita Pendek"
Terima kasih banyak, Mbak Iid. Alhamdulillah. Sungguh tahun ini saya tidak mengira buku kumpulan cerpen solo perdana bisa terbit. Padahal saya sempat tidak percaya diri waktu banyak ditolak penerbit besar dan kecil.
Maklumlah sastra masih berada di wilayah pinggiran dan tidak semua orang suka membaca sastra padahal membawa pembaca untuk menjelajahi keindahan bahasa sebagai bingkai cerita.
Terima kasih menjadikan blog saya sebagai referensi untuk belajar bahasa Indonesia secara apik. Penting untuk menguasai dasar demikian agar karya kita evergreen.
Saya juga masih harus belajar dan banyak sumber yang bisa dijadikan rujukan untuk belajar.
Pelayaran Tristan semoga bukan karya terakhir saya. Untuk novel butuh napas panjang. Puisi masih harus bikin baru agar layak dibukukan.
Sungguh persahabatan yang manis bisa beroleh dukungan dan semangat dari Mbak Iid. Saya belum tahu apakah akan bisa menulis novel. He he. Serial KELOMPOK DELAPAN saja sampai sekarang mangkrak. Mood rusak.
Jagalah mood ketika menulis agar bisa terasa dari hati sehingga pembaca turut menjiwai. β€π Inilah resep sederhana dalam menulis apa saja. ππ€
Semangat mba buat novel solonya, semoga langkahnya dilancarkan cerita 3 babak tentang Tama dan Kana sangat menarik perhatian saya π
Mantap mbak Rohayati tetap semangat mbak dengan karyamu. ππππ
Buku Pelayaran Tristan ini terdiri dari 13 cerita pendek ya mbak, banyak juga ya. Ada cerita tentang kehidupan sehari-hari seperti Tama dan Kana, dll.
Buku ini merupakan sebuah persembahan dari seorang anak bangsa untuk negeri tercintanya, Indonesia, yang sedang berulangtahun ke-75.
Kami di sini melakukan upaca bendera tadi pagi, (hari ini tgl 17 Agus, terlambat satu hari dari Indonesia) di KJRI Houston Texas, karena saya ga bisa ke sana, saya ngikutin dari jauh saja.
Mohon maaf Link Hidup, juga Link langsung menuju artikel dan user UNKNOWN tidak akan saya tampilkan karena akan menyebabkan broken link bagi blog saya.
Terima kasih atas pengertiannya ππ