Strategi dan Tips Investasi di Masa Pandemi
Pic : Freepik |
Wabah corona selain memakan korban, tampaknya berdampak ke hampir seluruh sektor ya, yang terutama pasti ke perekonomian global mulai dari level terendah sampai level tertinggi. Dari daya beli masyarakat yang menurun sampai kurs dollar yang terus menanjak naik.
Pemerintah negara di Dunia termasuk di Indonesia sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang masif untuk mengatasi hal ini diantaranya penurunan suku bunga, pencetakan uang besar-besaran, relaksasi kebijakan kredit, dan sebagainya.
Kali ini ini saya kembali membahas tentang pengetahuan investasi yang saya peroleh dari berbagai sumber. Di saat pandemi Covid-19 saat ini, karena seminar offline tentang investasi ditiadakan maka seminar online tentang investasi pun digalakkan. Hal ini sangat terbantu sekali terutama bagi investor pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang cara yang baik untuk memulai investasi.
Milenial Melek Investasi
Anak-anak muda kaum milenial mungkin sebagian besar sudah melek akan saham ya, apalagi sekarang banyak akun literatur tentang saham yang bermunculan di media sosial. Juga ada nih fenomena ingin berinvestasi gara-gara munculnya drakor alias drama korea yang mengusung tentang cerita seorang cowok kere yang berubah jadi kaya melalui investasi saham, motif utamanya karena ingin "membalas dendam" kepada keluarga Jangga.co yang menyebabkan jadi yatim piatu dan kehidupannya jadi sulit.Yups pasti sudah dengar drakor ini dong, "Itaewon Class". Balas dendam yang dilakukan si pemeran utama drakor Park Sae Royi (Park Seo Joon) terbilang cukup unik, karena Park Sae Royi ini cara berpikirnya lebih ke masa depan makanya ia cari celah untuk bisa balas dendam yang gak merugikan dirinya sendiri dengan cara yang tak biasa.
Pic : @itaewonclass.official |
Yang biasanya orang kan balas dendam itu pakai kekerasan atau intimidasi. Nah, ini malah sebaliknya dan tak terendus sama sekali, tau-tau udah kuasai hampir sepenuhnya saham perusahaan orang aja, kan yang punya usaha jadi gelagapan dong, karena menguasai saham hampir sepenuhnya itu sama saja dengan memiliki seluruh aset perusahaan. Keren banget cuy!
Uhuk! Kembali ke realita, tapi bagaimana nih pas masa pandemi ini? apakah kita masih bisa untuk berinvestasi seperti Park Sae Royi? Jawabannya bisa. Setidaknya kalau gak sampai kaya seperti Park Sae Royi yah bisalah memiliki 1% perusahaannya aja daripada berhalu ria wkwkwk..
Eh tapi ini jadi mengingatkan sih sama apa yang dilakukan pak Lo Kheng Hong, Warren Buffet-nya Indonesia. Lah, siapa lagi tu? Sok cek atuh di Wikipedia profilnya. Menurut beliau, bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar ( in case kalau itu saham blue chip atau big caps ya) :)
Yang namanya investasi ini kan seharusnya untuk jangka panjang (long term) jadi sebaiknya siapkan hati dan kesabaran yang banyak buat berinvestasi. Ini berlaku bukan hanya untuk kaum milenial aja. Buat ibu-ibu rumah tangga, bapak-bapak juga harus mulai sadar akan yang namanya investasi untuk dana sekolah anak atau dana pensiun suatu saat nanti.
Tips Investasi yang Tepat di Masa Pandemi
Strategi investasi ini saya dapatkan ketika mengikuti live IG TV para pakar investasi seperti ibu Ellen May, Pak Nicky Hogan, Pak Pintor Nasution, Mang Amsi, dll. Dari seminar skala kecil tersebut saya rangkum dan saya tulis dalam artikel ini. Investasi yang saya bahas ini adalah Saham, Reksa dana dan P2P Lending. Mengapa 3 hal ini? karen ketiganya tidak butuh modal yang besar untuk berinvestasi di awal :)
1. Saham
Saham adalah investasi yang beresiko tinggi. Kenapa dibilang tinggi, karena pergerakan harga saham cenderung volatile (tidak tetap) sehingga tidak tepat bila dipilih untuk mendukung tujuan keuangan jangka pendek. Investasi saham yang aman dan nyaman adalah dengan menabung saham bukan dengan bermain saham (trading).Keuntungan investasi saham yang kita tahu selama ini adalah untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) dari selisih harga jual beli saham yang bisa mencapai margin 100%. Manfaat lainnya adalah mendapatkan pembagian laba dari perusahaan (deviden) berdasarkan banyaknya saham yang kita miliki. Karena dengan memiliki saham kita berarti sudah memiliki sebagian aset perusahaan tergantung pada seberapa banyak saham yang kita punya.
Saat pandemi corona ini, para pakar investor memberikan saran untuk membeli saham perusahaan yang minim terkena dampak besar , yang setidaknya kerugian akibat omzet turun masih berkisar 10% - 30%. Apa sajakah itu?
Pic : idx exchange |
Yaitu sektor consumer goods (makanan & minuman), farmasi, alat kesehatan, telekomunikasi, e-commerce, ritel, dan jasa logistik. Pada sektor UMKM, pertanian dan pertambangan berada posisi tengah, bisa bertahan untuk tetap untung maupun rugi tergantung diversifikasi produk yang sesuai dengan kebutuhan di masa pandemi. Sedangkan sektor yang paling dirugikan di masa ini adalah sektor pariwisata, transportasi darat udara dan laut, otomotif, keuangan (akibat kredit macet), properti dan konstruksi.
Saham yang bisa jadi rujukan antara lain UNVR (Unilever), INDF (Indofood), MYOR (Mayora), TLKM (Telkom), EXCL (XL Axiata), dan KLBF (Kalbe Farma). Saham yang direkomendasikan adalah saham yang likuiditasnya tinggi dan masuk dalam saham bermutu baik karena terdaftar dalam list LQ45 (Liquid 45) maupun JII (Jakarta Islamix Index)
2. Reksa dana
Reksa dana adalah jenis investasi yang tingkat resikonya lebih rendah daripada saham. Reksa dana terbagi atas beberapa jenis antara lain Reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana saham. Tipe Reksa dana terbagi 2, konvensional dan syariah.Untuk investor yang tidak mau ribet memikirkan pergerakan harga yang selalu berubah di masa pandemi saat ini, berinvestasi reksa dana cukup disarankan. Karena sudah ada manajer investasi yang mengurus dengan baik investasi yang kita tanam.
Pic : medium.com |
Saat pandemi corona ini, para pakar investasi memberi saran untuk menyimpan dana darurat yang belum terpakai dalam kurun 6 bulan hingga setahun ke depan di dalam sebuah akun investasi reksa dana. Mengapa demikian? karena harga nabnya tidak seperti harga saham yang volatile dan harus dipantau setiap saat. Sehingga ketika saat dibutuhkan harga yang didapat tidak mengalami banyak perubahan.
Rekomendasi jenis reksa dana pada masa pandemi ini adalah reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Sedangkan untuk reksa dana campuran dan reksa dana saham yang kita ketahui kinerjanya cukup lambat dan untuk mengetahui untung atau tidaknya dibutuhkan waktu yang agak lama karena memang untuk investasi jangka panjang. Selain itu reksa dana saham cukup rentan untuk dimasuki oleh saham yang berpotensi rendah dan yang tidak mudah likuid pada saat ini.
3. P2P Lending
Peer-to-peer (P2P) Lending merupakan jenis investasi yang hits sekarang ini untuk investasi pendanaan maupun mendapatkan dana dalam bentuk pinjaman usaha. Cara kerja P2P Lending berbeda dengan investasi saham dan reksa dana yaitu dengan cara mempertemukan antara pemberi pinjaman (pendana- lender-investor) dan peminjam (borrower) melalui sebuah platform aplikasi fintech.Menariknya P2P Lending menawarkan imbal hasil yang sangat menarik yakni hingga 21% per tahun. Akan tetapi resiko investasi di P2P lending juga ada, yaitu resiko gagal bayar apabila pihak yang pinjam tidak sanggup membayar cicilan pinjaman berikut bunganya. Namun resiko tersebut tidak perlu dikhawatirkan, karena untuk mendapatkan pinjaman itu sendiri harus melalui beberapa kriteria credit scouring yang telah ditentukan oleh fintech P2P Lending sebagai penyelenggara investasi.
Kemudian adanya agunan dan proteksi asuransi merupakan nilai lebih yang diberikan oleh pihak P2P Lending. Seperti fasilitas yang diberikan oleh platform Akseleran, Proteksi Asuransi adalah sebuah perlindungan bagi para pemberi pinjaman (lender) yang dapat menekan risiko gagal bayar dari peminjam dana (borrower) dengan jaminan pengembalian dana hingga 85% dari tunggakan pokok.
Sektor yang aman untuk diberikan pinjaman adalah sektor makanan/minuman, telekomunikasi, logistik, farmasi dan alat kesehatan. Sektor ini diperkirakan dapat meraup untung di masa pandemi saat ini, sehingga mengurangi resiko gagal bayar dari pihak peminjam.
Gaes, kalau ingin mencoba berinvestasi di P2P lending coba deh berinvestasi di platform fintech Akseleran. Akseleran merupakan fintech P2P Lending yang sudah terpercaya, berizin dan diawasi oleh OJK. Proses mendaftar dan aksesnya sangat mudah. Hanya diperlukan data diri, e-KTP dan NPWP saja koq untuk jadi pemberi pinjaman. Sedangkan kalau untuk menjadi peminjam cukup ajukan permohonan dan kirim email ke Akseleran saja untuk tahap lebih lanjut.
Kode referal Akseleran |
Jangan lupa masukkan kode referral saya AKSLHYDRIANI328245 ketika mendaftar ya. Kode referral ini digunakan untuk mendapatkan saldo gratis Rp 100.000 buat berinvestasi pendanaan. Lumayan kan gak perlu keluarin modal di awal :), terus kalau mau promosikan ke teman yang lain juga akan dapat keuntungan saldo gratis lagi, mantap kan!
Diversifikasi Investasi
Seperti kata eyang Warrent Buffet, "Don't Put All Your Eggs in One Basket". Terjemahnya Jangan simpan benda berhargamu dalam 1 wadah. Kalau diartikan secara bijak lakukanlah diversifikasi investasi atas aset yang dipunyai. Akan lebih baik jika kita memiliki segala macam jenis investasi entah itu emas, reksa dana, saham dan juga P2P lending dengan ketentuan berinvestasilah pada apa yang kita pahami dan jangan hanya mengikuti tren semata saja ya ("never invest in a business you cannot understand").Nb : Gunakan uang nganggur buat berinvestasi, jangan pakai uang dapur, okee :)
Sumber :
- @idx_sumut
- @idx_riau
- @mangamsi
- @ngertisaham
- avrist.com/lifeguide/jenisinvestasi
21 komentar untuk "Strategi dan Tips Investasi di Masa Pandemi"
Kalo di bank, nyimpan 10 juta juga masih digeragoti biaya admin.😂
Mohon maaf Link Hidup, juga Link langsung menuju artikel dan user UNKNOWN tidak akan saya tampilkan karena akan menyebabkan broken link bagi blog saya.
Terima kasih atas pengertiannya 🙏😊