Yang Unik dari Kayu Agung
Setiap daerah punya ciri khas tersendiri, yang membuat daerah tersebut berbeda dengan daerah lainnya. Tapi ada juga kesamaan antara satu daerah dengan tempat yang lain, hanya istilah saja yang mungkin membuatnya berbeda.
Sejak saya pindah ke Kayu Agung Sumatera Selatan karena mengikuti suami bertugas, saya mengenal berbagai macam budaya yang ada disini. Budaya yang saya tahu sejauh ini karena saya orang Medan ya saya taunya segala hal tentang Medan, mulai dari logatny sampai kebiasaan penduduk setempat.
Mungkin agak dini sebenarnya saya menyimpulkan yang unik dari kota Kayu Agung ini karena saya belum ada setahun tinggal, tapi gak papa kan dari pada tak tertulis sama sekali, lantas hilang memori tentangnya karena sudah sibuk akan hal lain yang lebih baru.
Lihat juga : Pindah ke Kayu Agung
Berikut adalah hal hal unik yang saya temukan di Kayu Agung dalam pandangan saya sebagai seorang pendatang.
1. Panggilan Sapaan yang berbeda
Sapaan di kota Kayu Agung untuk kakak perempuan dan laki laki itu berbeda dengan yang umumnya kita dengar. Untuk kakak perempuan biasanya dipanggil dengan sebutan Ayuk atau Yuk. Sedangkan untuk laki laki yang lebih tua dipanggil kakak.
Berbeda halnya dengan di tempat saya ataupun daerah pada umumnya di Sumatera yang kakak itu untuk perempuan dan abang untuk laki laki. Jadi jangan harap kita panggil kakak sama saudara perempuan di rumah makan ya, gak akan diladeni hehe.
Rupanya di Palembang pun panggilannya pun hampir sama, hanya logatnya saja yang agak berbeda ketika memanggil kata sapaan tersebut.
2. Setiap Rumah Banyak Lemari
Setiap rumah di Kayu Agung memiliki lemari lebih dari satu di rumahnya. Terlebih untuk keluarga yang memiliki anak perempuan. Lemari yang dimaksud disini bukan lemari buku, lemari pakaian ataupun lemari piring di dapur ya, tetapi lemari yang isinya berupa barang antik, dalam bentuk piring kuningan dan piring terawang ( terbuat dari keramik dengan lukisan yang antik )
Lemari REK |
Perabot Kuningan Pic : budayakayuagung blogspot |
Koleksi lemari REK ini merupakan tradisi mereka secara turun temurun. Menurut cerita dari penduduk setempat, lemari REK yang berisi piring antik tersebut kelak akan digunakan ketika anak perempuan mereka sudah dewasa dan akan segera menikah. Lemari REK tersebut akan digunakan sebagai hantaran kepada pihak laki laki.
Jadi bisa dibayangkan kalau punya 3 anak perempuan, keluarga pun harus menyiapkan lemari REK untuk masing masing anak, bahkan sejak anak perempuannya masih kecil pun mereka sudah mencicil membeli lemarinya, baru kemudian membeli isi perabotannya secara perlahan lahan sampai isi lemari penuh.
3. Gerai Lebih Cepat Tutup
Rata rata gerai yang cepat tutup adalah gerai toko kelontong, supermarket lokal, toko kue , toko grosir dan sebagian rumah makan.
Entah mengapa toko toko tersebut cepat tutup sekitar jam 7 atau 8 malam, akibatnya suasana malam jadi sepi dan sunyi. Hanya pedagang makanan kaki lima yang banyak berjualan.
Berbeda sekali dengan daerah perkotaan yang tokonya agak lama tutup. Menurut saya ini minusnya dari kota Kayu Agung, karena sudah termasuk daerah yang dipadati penduduk, dan bukanlah statusnya sebagai kampung atau desa. keadaan ekonominya kurang mendukung. Seakan akan malam hari kegiatannya dibatasi. Untungnya hari sabtu dan minggu gerai lebih lama tutupnya. Mudah mudahan setahun 2 tahun lagi kondisi Kayu Agung menjadi lebih baik lagi.
4. Hari Kalangan
Hari Kalangan itu seperti hari dimana pasar menjadi sangat ramai, dipadati oleh beragam penjual dari segala penjuru kampung yang berdatangan ke kota untuk berjualan. Kalau di kota lain mungkin sebutannya seperti Pasar Rabu, Pasar Kamis atau Pasar Jum'at ya. Kalau di Jatinangor tempat saya kuliah dulu itu pasar Unpad namanya, yang jualan juga sama, penjual dari segala penjuru datang untuk berjualan khusus dihari itu saja dan mereka jualan di gerbang halaman Unpad Jatinangor.
Lihat juga : 10 Kuliner favorit di Kayu Agung
Kalau di Kayu Agung Hari Kalangan jatuh di hari Sabtu. Beraneka penjual datang berjualan sampai tumpah ke pinggir jalan menjajakan dagangannya dan membuat macet jalanan raya di sekitarnya.
Saya jarang pergi ke pasar pas Hari Kalangan, ramai sekali soalnya. Kondisinya sudah pasti rawan dengan adanya copet yang selalu diperbincangkan penduduk kalau Kayu Agung juga ternyata ada sarang copet. Menurut cerita penduduk di hari kalangan inilah mereka beraksi. Jadi kalau mau belanja mata pun tidak boleh lengah.
5. Kuliner khas kayu agung
Kalau membicarakan kuliner, memang setiap daerah menyajikan makanan yang unik unik seperti di Kayu Agung. Memang karena masih bagian dari Sumatera Selatan, pempek masih merupakan primadona disini. Bahkan setiap anak perempuan di dalam keluarga harus bisa membuat pempek sendiri karena buat pempek adalah tradisi dan juga makanan sehari hari. Selain pempek ada kuliner lain yang khas Kayu Agung yaitu :
Pempek Panggang Pic : akurat.co.id |
- Pempek panggang - Pempek yang terbuat dari ikan gabus dibentuk seperti penganan ringan. Pempek ini di beri tepung sagu pada bagian depannya, kemudian dibelah tengah dan diisi dengan sambal cuko yang kental.
- Laksan - Sejenis pempek juga dan terbuat dari ikan gabus. Bentuknya hampir mirip dengan pempek kapal selam, tapi cara penyajiannya dimasak dengan kuah kari santan yang pedas.
- Buah Hongas - Bukan buah sebenarnya, tapi nama penganan ringan yang terbuat dari pisang kepok, tepung terigu, telur dan juga kelapa parut. Kalau daerah lain mungkin namanya Godok pisang atau cekodok kali ya.
- Bolu Cupu - Mungkin sesuai namanya Cupu, bahannya pun sederhana. Hanya tepung, telur dan gula. Walaupun sederhana bolu ini menjadi favorit warga Kayu Agung.
- Pindangan - Rata rata lauk yang dimasak dengan cara dipindang. Pindang itu maksudnya berkuah bening tapi rasanya asam dan segar. Dari Tulang daging sapi, ikan gabus, ikan baung, ikan patin, ikan salai, udang sampai kerang.
- Kerupuk Kemplang - lagi lagi ikan gabus sebagai bahan dasarnya. Memang ikan gabus cukup banyak dijumpai di Kayu Agung.
- Sambal Lingkung - Sejenis abon ikan yang oleh penduduk setempat disebut sambal. Terbuat dari ikan gabus yang diiris tipis tipis, kelapa parut, kecap, cabe, bawang, serai dan lada yang disangrai matang hingga berbentuk abon.
- Es Oyen - Es favorit saya. Es ini terbuat dari kacang merah, alpukat, pipilan jagun, agar merah dan sedikit kuah durian. Rasanya manis segar dan gurih ketika dicoba. Enak dimakan bersama pempek ataupun kue.
Lihat juga : Pasar Malam di Kayu Agung
Oke segitu saja dulu pandangan unik saya tentang kota Kayu Agung dari soal tradisi, kebiasaan dan kuliner khasnya. Setiap kota mungkin ada kesamaan baik hal kebiasaan dan kulinernya, apalagi kalau daerahnya berdekatan seperti Sumatera selatan, Bengkulu, Jambi dan Lampung.
Kalau ada informasi terbaru tentang kota kecil Kayu Agung ini akan saya tambahkan lagi.
Kalau ada informasi terbaru tentang kota kecil Kayu Agung ini akan saya tambahkan lagi.
14 komentar untuk "Yang Unik dari Kayu Agung"
Suka sama keunikan setiap rumah banyak lemari. Semakin banyak lemari, semakin rapi, menurut saya :D
Biasanya pempek ya pempek kayak biasanya gitu, lah ini kok ternyata ada juga yang versi panggang.
Unik ya, sepintas lalu tadi kulihatnya kayak donat :)
Kayu Agung unik juga namanya pun lokalitas warganya. Soal keadi tutup lebih awal apakah berkaitan dengan jam kerja atau keamanan belum dijaga dengan baik? Sepertinya polisi dan warga harus bekerja sama, copet itu jelas sangat meresahkan.
Ah, kalau baca tulisan yang bahas maaknan bikin saya lapar melulu. Ha ha.
Mohon maaf Link Hidup, juga Link langsung menuju artikel dan user UNKNOWN tidak akan saya tampilkan karena akan menyebabkan broken link bagi blog saya.
Terima kasih atas pengertiannya ππ