Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Konsep Rezeki

misteri konsep rezeki

Pernahkah kamu merasa sudah berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja ataupun berbisnis tetapi tidak ada rezeki baik yang datang padamu..
Pernahkah kamu merasa bahwa kamu salah satu dari orang yang rezekinya tidak baik alias seret..
Well, kamu tidak sendiri koq..kita semua pasti pernah mengalaminya..

Mengalami rezeki pasang surut adalah hal yang lumrah buat sebagian orang. Tetapi buat sebagian orang lagi rezeki itu bagaikan helaian daun yang berguguran tanpa diminta rezeki akan datang dengan sendirinya dan terus menerus..

Adalah hal yang lumrah pula kita sebagai manusia insan yang lemah ini merasa sedih kenapa rezeki kita tidak sebaik teman atau tetangga kita bahkan saudara kita sendiri.
Rezeki itu misteri. Hanya Allah yang sebaik baik pemberi rezeki. Kita tidak tau kapan datangnya. Sungguh rezeki adalah suatu misteri yang tidak mudah dipecahkan.

Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berikhtiar agar rezeki itu mendekati kita. Rezeki bukanlah soal materi saja, tapi rezeki itu luas. Sebagai contoh, suatu saat keinginan timbul untuk berjalan jalan ke suatu tempat yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Kita tahu bahwa keinginan kita itu hanyalah sebuah angan belaka.

Namun siapa menyangka dari sebuah keinginan itu lalu dengan jentikkan tangan saja kita sudah mendapatkan akses untuk keluar negeri tersebut..Entah dengan cara apa hal ini bisa saja terjadi.
Bila kita mempercayainya..yah itu memang bisa saja terjadi.

Konsep Ikhlas dan Sedekah

Rezeki bisa saja didapatkan dengan cara cara ini, diantaranya dengan sebuah keikhlasan dan sedekah. Ikhlas menurut KBBI adalah rasa tulus dari hati, sedangkan sedekah menurut KBBI atau dalam bahasa indonesia yang baku adalah menderma.

Ikhlas dan sedekah adalah satu kesatuan. Kalau kita tidak ikhlas maka kegiatan sedekah itu tidak akan terjadi. Juga dengan hal sedekah tanpa rasa keikhlasan maka jatuhnya akan berbeda, suatu keterpaksaan dan juga memberikan rasa tidak senang dari dalam diri. Ikhlas adalah sebagai rasa, dan sedekah adalah penggeraknya (mohon maaf bila salah, wallahu a'lam bishawab).

Apabila di suatu lomba yang bergengsi kita tidak menang sedangkan teman kita menang. Pasti awalnya sedih tapi kita pun juga tidak boleh berlarut larut dalam kesedihan. Hal yang pertama kali harus kita lepaskan adalah membuang rasa sedih itu lalu mengikhlaskan perasaan kita menjadi rasa gembira karena teman kita telah memenangkan lomba tersebut.

Tidak mudah memang. Bisa jadi rezeki kita bukan di lomba tersebut, tapi bila kita ikhlas, siapa tau rezeki kita akan muncul disaat yang tidak kita sangka sangka.

"Sedekah bukan hanya perkara uang saja. Sedekah bisa jadi sebuah perkataan yang menyejukkan ataupun sebuah senyuman yang menyentuh hati."

Apabila ada teman akrab yang sedang berjualan, lalu menawarkan sesuatu kepada kita. Sedangkan saat itu kondisi keuangan kita sedang menyedihkan, akankah lebih baik jika kita menolaknya dengan perkataan yang sopan dan lemah lembut, bukan dengan perkataan kearogansian bahwa kita tidak membutuhkan apa yang ia jual.

Hal hal yang menurut kita sepele inilah yang membuat teman kita mengingat akan kata yang pernah kita ucapkan dulu, bisa jadi ia tersinggung dengan kita.
Suatu saat bila kita membutuhkannya bisa jadi dia akan menolaknya karena hatinya masih ingat akan kata kata kita yang menohok hati. Sedih dan menyesal bukan?

Lihat juga : Penyesalan yang Tidak Perlu disesali

Seorang teman yang sedang merintis bisnisnya akan lebih baik kita dukung, jikalau kita tidak sanggup untuk membeli apa yang ia jual, sebisa mungkin kita bantu dengan cara lain seperti membantunya berpromosi ke teman teman kita dan juga promosi ke media sosial. Cara ini lebih elegan bukan?

Contoh yang lain, yang biasa kita temui seorang sales sedang menawarkan suatu produk sedang kita tidak membutuhkannya, akankah lebih baik jika kita memberikan sebuah senyuman manis kepadanya dan menolaknya dengan halus bahwa bukan itu yang kita butuhkan. Maka si sales pun dengan perlahan mundur tapi hatinya tetap riang hati berpromosi ke orang lain, ia pun tidak dongkol karena senyuman manis yang telah kita berikan.

Sumber : facebook

Lalu bagaimana cara kita untuk mendapatkan rezeki bila cara cara diatas tadi sudah kita lakukan namun belum juga membuahkan hasil?

Bagi yang muslim selalu lah bersyukur dengan berzikir, istigfar dan berdoa agar selalu dicukupkan rezekinya. Selalu beribadah sholat lima waktu, sholat sunnah dhuha dan sholat sunnah yang lain, hidupkan tilawah mengaji 1-2 surat tiap malam, selalu berinfaq setiap memiliki rezeki lebih. Ini juga sebagai pengingat buat saya agar tidak terlena dengan kegiatan duniawi dan selalu ingat kepada-Nya Allah SWT sang pemberi rezeki.

Terakhir selalu mempunyai pikiran positif bahwa rezeki tidak akan tertukar, rezeki akan datang disaat yang tepat. Memang tidak mudah untuk berpikiran positif disaat kita sedang kesusahan, tapi memang begitulah misteri rezeki itu datang. Tetap yakin dan percayalah.






26 komentar untuk "Misteri Konsep Rezeki"

Mbah Dinan 3/02/2019 Hapus Komentar
mohon maaf sebelumnya...
konsep rejeki itu datang dari Allah.
Allah menurunkan rejeki itu menjamin, jumlah, tempat, waktu, dan sebab ketika diturunkan. maka dari itu kita jangan takut dengan rejeki kita, namun memintalah rejeki yang halal dan toyyiban (baik). karena kalau kita lihat secara global, keburukan itu juga rejeki namun tidak baik.

rejeki itu tidak dijamin dari pekerjaan, namun rejeki itu Allah sudah menjaminnya menurut kehendak DIA. pada saat rejeki itu diturunkan, maka Allah juga membuatkan kita sebab untuk menjemput rejeki tersebut. namun banyak orang berpikir bahwa pekerjaan itu syariat, dari dari sana Allah menurunkan rejeki. Pikiran itu yang kurang tepat. Allah menurunkan rejeki lalu membuatkan sebab untuk manusia. dengan sebab itulah dia bekerja untuk mendapat rejeki, agar manusia dapat beribadah dibalik pekerjaannya. karena menjemput rejeki yang baik, maka disertai pekerjaan baik pula, dan kebaikan itu termasuk ibadah. asal kita ingat dan diniatkan untuk beribadah didalamnya. maka kita selain bertauhid, tidak meninggalkan syariatnya.

kalau karena bekerja kita mendapat rejeki, maka secara umum penafsirannya akan beda. seakan pekerjaan yang menjamin rejeki kita, padahal tidak demikian.

mohon maaf bila salah dan tidak ada maksud menggurui, namun ini hanya berbagi. semoga berkah dan selalu baik dalam kehidupan dunia akhirta. amin Allahumma amin.
Himawan Sant 3/02/2019 Hapus Komentar
Aku sependapat jika dalam hidup kita itu banyak berbuat bersedekah dan tolong menolong secara ikhlas.
Tak perlu dalam bentuk materi, jika memang tak memungkinkan untuk itu.
Cukup dalam memberikan perhatian saja sudah bermakna.
Kuanyu 3/02/2019 Hapus Komentar
Saya suka sekali ksta mutiara ini "Sedekah bukan hanya perkara uang saja. Sedekah bisa jadi sebuah perkataan yang menyejukkan ataupun sebuah senyuman yang menyentuh hati.",tidak semua orang mampu untuk melakukan ini,tapi tidak sulit untuk melakukannya,terkadang hal-hal kecil yang kita anggap sepelepun bisa sangat berarti untuk orang lain
iidyanie 3/02/2019 Hapus Komentar
Gpp koq semua yg mbah bilang benar, saya setuju
iidyanie 3/02/2019 Hapus Komentar
Iya betul sekali mas, saya berkaca dari orang2 yana sederhana, mereka membantu sangat ikhlas sekali saya jadi malu
iidyanie 3/02/2019 Hapus Komentar
Iya ini menjadi reminder buat saya juga agar selalu melakukan hal ini yang menurut org sepele banget
Nathalia DP 3/03/2019 Hapus Komentar
Wah, makasih sudah diingatkan spy lbh sering sedekah :)
Jhon simpel 3/03/2019 Hapus Komentar
Gimana ya cara nya biar rejeki itu tidak menjadi misteri lagi, dan kita bisa mencapai nya, karna terkadang kita selalu terfokus pada satu titik saja. Dan bahkan kita tahu itu bukan lah hobby kita
Aris Armunanto 3/03/2019 Hapus Komentar
Misteri konsep rezeki. Judul dan ulasan yg menarik . Cara memaknai suatu rezekipun bisa berbeda pada setiap orang, namun berpikiran positif akan sangat membantu kita untuk selalu yakin dan bercaya bahwa kita akan menerimanya pada saat yg tepat.
Himawan Sant 3/03/2019 Hapus Komentar
Ya, kak.
Kulihat juga dari kalangan sederhana malah seringkali bersedekah membantu orang yang berkekurangan, itu luar biasa dan jadi contoh buat kita semua.
Bang Doel 3/03/2019 Hapus Komentar
Pembahasannya sebetulnya bisa jadi panjang, karena bakal dibawa ke konsep paham jabariyyah sama qodariyyah dimana keduanya bertentangan.
Untungnya saya suka dengan kalimat terakhir: selalu bersyukur, berpikir positif, dan selalu yakin karena Allah akan selalu memberikan rezeki manusia.
iidyanie 3/03/2019 Hapus Komentar
Sama2 mba :)
iidyanie 3/03/2019 Hapus Komentar
Rezeki tidak akan bisa ketahui datangnya, yang bisa kita lakukan ya menjemput rezeki itu, seiring waktu jika hobi tersebut tidak membuahkan hasil dan banyak mudharatnya lambat laun pasti kita akan meninggalkannya juga
iidyanie 3/03/2019 Hapus Komentar
Mungkin cara saya memaknai masih sederhana, yang pasti kalau terus berpikiran positif rezeki akan datang pada saat yang tepat
iidyanie 3/03/2019 Hapus Komentar
Hehe saya tidak sanggup mengupasnya lebih dalam, karena ilmu belum mumpuni untuk membahasnya lebih lanjut, membahas permukaannya saja banyak sekali hikmah yang saya dapat :)
Rohyati Sofjan 3/03/2019 Hapus Komentar
Mbak Iid, semoga ikhlas, ya. Kalah dan menang dalam lomba itu hal biasa. Pada tahun 2014 saya juga sering kalah. Kemenangan kemarin bagi saya sudah merupakan anugerah, sedih juga karena nama Mbak Iid tak masuk. Namun barangkali Allah punya pertimbangan lain. Juri telah memutuskan dan aya lihat bahwa blog dengan struktur bahasa yang rapilah yang cenderung jadi pemenang. Mereka bersungguh-sungguh dan mengingat permintaan penyelenggara lomba agar bernbahasa Indonesdia yang baik.
Saya meski menang dapat tanggapan kritik membangun tentang pemakaian kata "namun". Yah, saya selalu memilih namun daripada tapi atau tetapi. Bagi saya kata itu fleksibel, namun juri menilai bahwa itu kekurangan saya, tak bisa membedakan kata yang untuk antarkalimat dan intrakalimat. Padahal saya cuma menyamakannya sesuai pilihan kata. Namun dari itu saya jadi tergerak untuk serius belajar tata bahasa. Bahwa saya harus terus berjuang dalam menyajikan yang terbaik.
Rezeki tak akan tertukar, kita hanya harus berdoa dan ikhtiar karena percaya kepada Allah.
Bang Day 3/03/2019 Hapus Komentar
Kata guru aaya gaji dari pemerintah. Rezeki dari Allah
Einid Shandy 3/04/2019 Hapus Komentar
Kak,
Artikelnya sederhana tapi menginspirasi.
Aku paling suka bagian bahwa kita mau membantu sesama, tanpa harus membeli, tapi membantu dengan mempromosikan atau lainnya.
Tapi, sejauh ini, masih banyak teman-teman saya yang masih apathis tentang bantu membantu jika ada yang membuka bisnis.
Tidak harus membantu dengan membeli, cukup membantu mempromosikan, itu sudah bikin seneng.

Selalu mempunyai pikiran positif bahwa rezeki tidak akan tertukar, rezeki akan datang disaat yang tepat.

Selain itu, tetap bahagia.

Terima kasih ya Kak.
iidyanie 3/04/2019 Hapus Komentar
Iya mba saya ikhlas koq, sedari dulu memang suka mengikuti lomba namun jarang menang hehe, tapi saya yakin rezeki gak harus dari lomba aja kan :)
iidyanie 3/04/2019 Hapus Komentar
Gurunya ada2 aja deh bang 😂
iidyanie 3/04/2019 Hapus Komentar
Sama2 mba, selalu semangat dan berpikiran positif insyaallah rezeki akan datang
Devina mutia azzahra 3/04/2019 Hapus Komentar
Rejeki itu bukan hanya berupa harta seandainya kita memiliki pendapatan yang pas-pasan bukan berarti kita kekurangan rejeki karena rejeki tidak hanya berupa gaji bulanan yang kita terima, sabar ikhlas dan tawakal dan tentu saja selalu ikhtiar
iidyanie 3/05/2019 Hapus Komentar
Benar mba saya setuju
Dyah 3/05/2019 Hapus Komentar
Setuju, Mbak. Rezeki dan ikhlas itu berteman baik. Sama seperti pencapaian dan usaha itu saudara kembar. Harus ada satu sama lain.
Tuteh 3/07/2019 Hapus Komentar
Saya setuju dengan: rejeki tidak mungkin tertukar. Poin lain yang saya amat setuju adalah ikhlas dan sedekah dan/atau infaq. The power of sedekah itu luar biasa; the more you give, the more you get (hahaha gaya sok English). Kekuatan sedekah itu yang tidak bisa diukur sama manusia, yang penting adalah bersedekah dengan ikhlas. Terima kasih Kakak Iied postingannya menginspirasi.
Ujwar 3/15/2019 Hapus Komentar
Sepakat. Kalau rezeki itu tidak akan tertukar, karena sudah ada dan ditentukan di luhul mahfudznya :)