Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Sederhana Memilih Saham yang Bagus


Kali ini saya kembali lagi memilih topik Investasi sebagai tema judul postingan saya. Topik Investasi masih menjadi perhatian yang besar buat saya sebagai emak yang mulai melek investasi .
Bukan karena saya sudah profesional dalam berinvestasi lho ya, tapi karena saya juga ingin menambah ilmu saya dengan menulis informasi didalamnya.
Hitung hitung sebagai media pengetahuan saya juga yang saya dapatkan dari berbagai sumber tentang investasi khususnya Saham.

Memilih Saham yang bagus secara sederhana menurut kacamata emak-emak seperti saya ini yaitu gak mau ribet2 bahas soal angka atau candlestick chart secara mendetil, karena memang saya bukan ahlinya pialang saham ataupun trader.
Memilih saham disini ya hanya karena saya ingin menabung saham secara Long Term atau Jangka Panjang dan bukan Short Term/ Jangka pendek.
Untuk lebih mengetahui arti saham bisa dilihat sini : Belajar Investasi Saham

1. Pilih Saham secara Analisis Fundamental

Dalam memilih saham terbagi dalam 2 analisis, Analisis Secara Teknikal & Secara Fundamental.
Analisis Teknikal menurut situs Juruscuan.com, adalah :
"Teknik yang menganalisa fluktuasi harga atau pergerakan harga dalam rentang waktu tertentu" , dengan menggunakan Candlestick Chart sebagai salah satu indikatornya. Umumnya yang memakai teknik ini adalah para Trader.

Lalu apa sih Analisis Fundamental itu ?
Menurut situs Poems.co.id, adalah :
"Teknik analisis yang melihat kondisi dan nilai perusahaan berdasarkan kinerja dan proyeksi perusahaan".

Salah satu contohnya adalah dengan membaca Laporan Keuangan Perusahaan. Tidak perlu mendetil, setidaknya melihat berapa besar labanya, bagaimana hasil penjualannya, bagaimana kinerjanya, berapa banyak utangnya, dan berapa hasil pembagian usahanya yang bisa kita lihat per semester ataupun per tahun.


2. Pilih Saham yang termasuk Blue Chip

Ketika saya memilih untuk menabung saham, mindset saya tidak untuk berpikir yang ribet-ribet, yang penting saya bisa menabung dan mendapatkan hasil maksimal yang tidak bisa saya dapatkan kalau saya menabung seperti biasa baik di Bank Konvensional ataupun Non Konvensional.

Saham Blue Chip adalah Saham lapis pertama atau saham dari perusahaan besar yang laba atau keuntungannya stabil.
Saham yang masuk kategori Blue Chip adalah saham yang perusahaannya merajai pasar, seperti Unilever, IndoFood,  Astra, Gudang garam, Telkom, Bank BCA, BRI, dll.
Biasanya saham yang masuk Blue Chip terdaftar di Indeks Saham LQ45 (45 saham likuid yang tercatat di BEI) dan secara syariahnya ada di JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks 30 saham syariah yang paling likuid dan potensinya bagus yang tercatat di BEI.

3. Pilih Saham yang Kinerja Perusahaanya baik dalam 10 tahun terakhir 

Tidak bisa dipungkiri, kalau perusahaan yang baik itu pasti laporan keuangannya baik, laba perusahaannya baik, dan hutang perusahannya kecil.
Perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam listing bursa, jika kinerjanya baik, maka harga saham akan semakin naik karena banyak yang membeli sahamnya.

Entah mengapa dalam hal ini buat saya merujuk kepada perusahaan milik pemerintah atau BUMN. Perusahaan seperti ini kinerjanya dipastikan baik. Tidak terdapat carut marut ataupun konflik internal dalam perusahaannya.

Kalaupun ada yang bermasalah itu tidak mempengaruhi citra perusahaan itu sendiri, melainkan orangnya, seperti kasus korupsi, nepotisme,dll, dan orang tersebut bisa langsung diganti karena bukan dia pemilik saham terbesar dalam perusahaannya melainkan pemerintah. Beda halnya jika perusahaan tersebut milik Swasta. Tapi ini menurut pandangan saya lho. IMHO. Memilih Saham di perusahaan swasta pun juga baik.

4. Pilih Saham yang memiliki Capital Gain yang baik dan memberi Deviden setiap tahun

Capital Gain adalah keutungan yang diperoleh dari hasil investasi saham dimana nilainya melebihi dari harga pembelian. Dengan kata lain, harga jual lebih tinggi dari pada harga ketika beli.

Deviden adalah pembagian hasil keuntungan kepada kita yaitu investor selaku pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Deviden dibayarkan perlembar sahamnya bukan perlot.
1 lot = 100 lembar saham. Contoh : harga 1 lembar saham perusahaan Telkom =
Rp 3800,-.
Kalau beli 2 lot Saham telkom = 200 lembar saham.
Deviden perusahaan contoh Rp 50,- , maka hasilnya = 50 x 200 = 10000. Maka Rp 10000,- yang akan dibayarkan ketika pembagian deviden untuk saham telkom (TLKM) sebanyak 2 lot . Tapi belum termasuk pajak lho ya 😉.

5. Pilih Saham yang Produknya digunakan sehari-hari

Saham yang perusahaannya memiliki produk kebutuhan untuk sehari-hari adalah Saham tipe Consumer.
Tidak bisa dipungkiri juga Saham jenis ini adalah dari perusahaan yang laba produksinya besar pertahunnya. Setiap saat kita membelinya, sampai kapanpun kita butuh pasti kita akan membelinya.

Dengan begitu Perusahaan juga akan terus memproduksi karena permintaan pasar meningkat. Harga saham pun akan meningkat seiring waktu karena kualitas perusahaan semakin baik. Ini hanya analisa saya loh.
Contoh saham consumer adalah : Unilever (UNVR), Indofood (INDF/ICBP), Mayora (MYOR), SariRoti/Nippon Indoroti (ROTI), Ultrajaya (ULTJ), dll.


Sekali lagi ini adalah hasil dari analisa saya dari berbagai sumber. Ini hanyalah sebagai opini sebagai bahan pertimbangan saya sebagai orang awam yang ingin menabung saham dan memiliki dasar pengetahuan yang masih terus bertumbuh tentang saham.
Percayalah, Sebenarnya mempelajari saham itu tidak sepelik yang kita kira. Hanya butuh pikiran yang terbuka tentang cara lain dalam berinvestasi ataupun menabung.
Pikirkan saja hal termudahnya ya 😁.

Sumber :
- www.juruscuan.com
- www.poems.co.id
- @ruang saham instagram

2 komentar untuk "Cara Sederhana Memilih Saham yang Bagus"

Kuanyu 3/06/2019 Hapus Komentar
Wih,keren mbak,ternyata bahas saham juga,untuk investor pemula memang saya sarankan untuk main di zona aman aja,itu ada saham-saham yang punya pertumbuhan terbaik dalam kurun waktu tertentu,seperti saham yang ada di idx80,idx30,lq45 dan masih banyak indeks lainnya yang tujuan utamanya ya agar dana investor lebih aman,kemudian saya setuju dengan mbak hydriani,itu ada saham blue chip,saham ini saham yang punya market cap gede,sehingga bandar enggak mudah memainkan ini saham,palingan yang bisa menggerakkannya adalah fundamentalnya sendiri dan kalau untuk koreksi di saham blue,itu suatu kejadian ysng biasa,enggak perlu ditakuti
iidyanie 1/10/2021 Hapus Komentar
Mantap, makasi sarannya ya suhu kuanyu , sang master investasi 😊🙏